Penghiburan dan Perlindungan Lansia di Masa Pandemi Covid-19

Penulis: JM

(Foto: Ilustrasi WHO wajibkan lansia di atas 60 tahun memakasi masker medis| Sumber: Shutterstock publikasi via Kompas.com)

Pandemi Covid-19 yang merambah di berbagai wilayah Indonesia sejak awal bulan Maret 2020 hingga kini belum dapat dibilang mereda.

Secara nasional, jumlah yang terpapar Covid-19 terus bertambah. Bahkan ketika tulisan ini disusun (2/7) tercatat sebanyak 59.394 orang dinyatakan positif, dirawat 29.740 orang, meninggal 2.987 orang, dan sembuh 26.662 orang. (Sumber)

Berdasarkan pengamatan penulis selama mengikuti perkembangan penyakit yang menginfeksi saluran pernafasan ini, penambahan tersebut merupakan rekor tertinggi dari hari sebelumnya yang tercatat 57.770 orang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

Walaupun tingkat persebaran penyakit ini lebih banyak ditemui di wilayah provinsi tertentu yang padat penduduk, bukan berarti wilayah lain terbebas penularannya. Apalagi mengingat kepatuhan terhadap protokol kesehatan belum sepenuhnya disadari di hampir semua daerah, bukan tidak mungkin potensi penularan masih akan terjadi.

Demikian halnya di tengah persiapan menuju kenormalan baru (new normal) ditandai mulai dibukanya kembali sejumlah kegiatan di beberapa tempat yang mengundang kerumunan seperti obyek wisata, pusat belanja, dan lainnya -- jika dikorelasikan dengan kurangnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan maka potensi penularan Covid-19 masih perlu diwaspadai.

Perlindungan diri sendiri, keluarga, komunitas, atau di manapun kita berada terhadap paparan Covid-19 tidak boleh kendur karena bilamana ada pihak-pihak yang abai sangat dimungkinkan penularan berlanjut, kembali meluas menulari siapa saja tanpa pandang bulu.

Nah mengingat kondisi kesehatan tubuh yang cenderung menurun terutama di kalangan lansia ditambah penyakit bawaan yang sering ditemui, perhatian pada mereka tetap menjadi penting dilakukan agar kerentanan tidak disusupi virus corona yang dapat memicu kematian.

Mengetahui dan memahami termasuk mengidentifikasi karakter yang disandang lansia setidaknya kita akan bisa menghindarkan mereka dari bahaya pandemi yang kini masih mengkhawatirkan potensi penularannya.

Meluangkan waktu untuk memerhatikan lansia terutama di lingkungan keluarga atau kerabat tidak ada ruginya dalam upaya melindungi supaya terhindar dari bahaya virus penyebab Covid-19 yang hingga kini belum ditemukan vaksin pencegahnya.

Sekilas pengalaman penulis secara berbarengan mengunjungi lansia, ibu/nenek salah seorang kolega di pedesaan pada pertengahan bulan Juni lalu cukup mengesankan.

Rasa senang dikunjungi, apalagi terlihat anak kandung beserta para cucu ikut serta menengok tentu menambah gairah hidup dan menenteramkan pikirannya. Ini merupakan salah satu terapi psikologis yang layak dilakukan.

Di samping tetap terjalin tali silaturahmi, berkomunikasi santai, sopan sesuai harapan yang terbesit dalam pikiran lansia juga ikut memberi penghiburan sekaligus sebagai langkah perlindungan agar terhindar dari perasaan was-was mengingat pandemi yang belum juga enyah dari lingkungan kita.

Barang tentu dalam melakukan kunjungan terhadap lansia ini kita pun perlu memahami bahwa kondisinya yang tidak selalu sama. Kunjungan terhadap lansia perlu mengenali sikon, terutama terhadap lansia yang sudah kondisi fisiknya menurun sangatlah memerlukan perawatan rutin dan perhatian sesuai kebutuhannya.

 

Bunda/Nenek Ny.Sumilah Wahdini di Pundong, Bantul terhibur bisa berinteraksi dengan cucunya di Australia| Dokumentasi pribadi
(Foto: Kompasiana.com/ Bunda/Nenek Ny.Sumilah Wahdini di Pundong, Bantul terhibur bisa berinteraksi dengan cucunya di Australia| Dokumentasi pribadi)

Demikian halnya kebutuhan penunjang sehari-hari yang bersih dan sehat diupayakan selalu tersedia sehingga sewaktu-waktu siap digunakan.

Hindarikan lansia agar tidak diterpa informasi yang menyebabkan panik, berikan bantuan untuk mengalihkan pada perhatian lain misalnya melihat lingkungan alam sekitar atau berinteraksi dengan sanak keluarga melalui media online sehingga membuat suasana semakin hidup dan menyenangkan sebagai penghiburan.

Dilihat kondisi lansia yang rentan dan mengingat pandemi Covid-19 tidak pasti berakhir kapan sebaiknya perlu membatasi mereka yang hendak berkunjung. 

Kalaupun terpaksa dan mendesak orang lain ada yang datang menengok, dianjurkan untuk jangan lupa mengenakan masker, berbicara seperlunya, jaga jarak fisik dan selalu cuci tangan sebelum dan sesudah kunjungan.

Untuk mengantisipasi penularan Covid-19, sebaiknya bagi para lansia terlebih yang kondisi fisiknya sudah menurun seyogyanya memilih atau melakukan isolasi mandiri, berdiam di rumah (stay at home) dan selalu mendapat perlindungan, selalu didampingi merupakan pilihan dan langkah bijak selama virus corona masih mewabah.

Itu semua memerlukan dukungan berupa kesediaan dan keikhlasan keluarga, tetangga atau komunitas di sekitarnya sebagai bentuk keterlibatan sosial supaya lansia tidak selalu diliputi rasa khawatir, kesepian, menjadi terhibur, terlindungi dari ancaman penularan Covid-19.

Kita semua nantinya akan mengalami hal yang sama, memasuki waktu lanjut usia berikut permasalahannya sehingga memerlukan penghiburan dan perlindungan dalam menjalani sisa hidup yang tak pernah kekal.

Selamat menyongsong akhir pekan, salam kompasiana.

(sumber: website kompasiana.com "penghiburan dan perlindungan lansia di masa pandemi covid-19")