P2TEL Tangerang Selatan Gelar KISPA Seri 4 : Menggapai Lailatul Qadar

 

 

Spiritual motivation KISPA Seri 4. Tarbiyah Ramadhan Berkualitas bersama P2Tel Tangerang Selatan terus menapak dan menapak terus dengan menggelar kembali Kajian Intensif Selasa PAgi atau disingkat dengan akronim KISPA Seri 4 dengan tema Menggapai Lailatul Qadar sebagai momentum untuk menjalin silaturahim dan berbagi ilmu dengan narasumber bersama Ustadz Dr. Rifqi Muhammad Fatkhi, MA sebagai bentuk membangun dan mengembangkan spiritual  motivation tarbiyah meskipun diselenggarakan secara online. Acara ini tertuang dalam _Calendar of Event 2022_ P2Tel Tangerang Selatan yang dikomandani oleh A. Yuri Gartina.

 

Lewati pertengahan perjalanan Ramadhan.  Kita saat ini menikmati indah dan berkahnya Ramadhan 1443H yang telah melewati pertengahan Ramadhan tepatnya pada 17 Ramadhan 1443H. Sangatlah tepat dan relevan KISPA kali ini mengambil tema Menggapai Lailatul Qadar yang menjadi bidikan atau target untuk menggapainya. KISPA seri 4 diselenggarakan pada Selasa pagi, 19 April 2022 mulai pk 05.30-07.00 Wib  dengan diikuti tidak hanya oleh keluarga besar P2Tel Tangerang Selatan saja namun ada peserta dari Tangerang kota, Jakarta Selatan, Cianjur, dan bahkan ada yang sedang berada dalam proses pemulihan dan terbaring di rumah sakit  turut bergabung dan menyimaknya.

 

Ketika Allah berkomunikasi dengan kita. Duet moderator antara Suhebsi dan Suradi mengawal rangkaian acara  KISPA Seri 4 ini yang didukung oleh Budi Saptono selaku host dan Bambang Purwanto selaku Co Host. Acarapun semakin menyejukkan hati ketika dilantunkan ayat-ayat suci Al Quran  dengan membacakan yaitu surat Al Qadar ayat 1-5  oleh Qori Bpk. Napsirin dan sari tilawah Qoriah Ibu Ina Marsina. Pembacaan ayat-ayat suci Al Quran dan sari tilawahnya adalah wujud komunikasi Allah melalui firman-firman Nya kepada manusia.

 

Terjemahan surat Al Qadar ayat 1-5.  

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan." (Q.S.97:1)

"Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?"(Q.S.97:2)

"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (Q.S.97:3)

"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan." (Q.S.97:4)

"Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (Q.S.97:5)

 

Layaknya memasuki babak semi final. Budi Saptono selaku KBPC P2Tel Tangerang Selatan menyampaikan _spirit message_ bahwa saat ini telah memasuki babak semi final ibarat bermain sepak bola dan sebentar lagi akan memasuki 10 hari terakhir yang merupakan babak final dengan berbagai tantangan yang semakin berat sehingga sangatlah tepat judul KISPA Online saat ini adalah Menggapai Lailatul Qadar. Manfaatkanlah waktu 10 hari terakhir untuk berlomba memperbanyak amalan dan kebaikan. Jangan kasih kendor, jangan kalah dengan semangat persiapan mudik, jangan kalah dengan semangat menyiapkan atau membuat kue untuk lebaran dan jangan kalah dengan semangat belanja baju baru dan lainnya. Jangan sampai kita masuk dalam golongan orang yang merugi setiap bertemu dengan Ramadhan yaitu orang yang Allah panjangkan umurnya  sampai akhir Ramadhan tetapi membiarkan hari-hari Ramadhan nya berlalu begitu saja tanpa amal yang bermanfaat. Ramadhan jadikan momen untuk selalu meningkatkan kualitas ilmu, iman, amal dan akhlaq. 

 

Menggapai Lailatul Qadar. Dalam kesempatan yang mulia ini narasumber Dr. Rifqi Muhammad Fatkhi, MA mengungkapkan rasa syukur masih bisa dipertemukan Ramadhan 1443 H ini. Tidak cukup akhir yang husnul khatimah saja namun yang lebih penting adalah husnul habiqoh (awal yang baik).  Untuk menyemangati dalam menggapai Lailatul Qadar maka perlu diawali dengan pemahaman tentang 3 qadar. Pertama, qadar adalah penetapan atau pengaturan untuk jalan hidup sehingga memberikan panduan hidup. Kedua, Qadar adalah kemuliaan karena di dalamnya ada Quran, malaikat Jibril dan malam seribu bulan sehingga jangan diabaikan. Ketiga, sempit yang bermakna waktunya sempit atau tidak banyak sehingga jangan dilewatkan begitu saja.

 

Tentang kapan terjadinya Lailatul Qadar Allah merahasiakan terjadinya malam Lailatul Qadar tersebut  sehingga umat Islam berikhtiar untuk menjaga semua hari dan tanggal selama Ramadhan terutama di saat-saat malamnya. Selain itu agar manusia terhindar dari berbuat dosa besar, kalau Lailatul Qadar sudah diketahui tapi tidak diisi dengan ibadah. Agar manusia bersungguh-sungguh mencari dan menjemputnya dan minimal dibalas karena kesungguhan tersebut.

 

Adapun persiapan menggapai Lailatul Qadar adalah dengan cara berbuat kebaikan dan damai aktif dengan mengucapkan salam, saling menyapa dan menebarkan senyum. Damai pasif lebih baik diam dari pada berbicara yang tidak bermanfaat. Hilangkan rasa dengki, takabur dan benci. Ketika melihat yang lebih tua maka pasti lebih baik karena yang lebih tua amal kebaikannya lebih banyak. Ketika melihat yang lebih muda maka pasti lebih baik karena yang lebih muda dosanya lebih sedikit.

 

Tujuh Amalan menggapai Lailatul Qadar.  Laitul Qadar tidak datang menghampiri seseorang begitu saja namun melalui proses yang akan mengantarkannya. Pertama, I’tikaf di masjid/musholla. Kedua, sholat malam sebagai aktualisasi hamba berkomunikasi dengan Allah. Ketiga, Baca Al Quran sebagai perwujudan komunikasi Allah kepada hamba melalui firman-firman Nya. Keempat, Mempelajari atau mentadaburi Al Quran dengan terjemahan  dan tafsirnya. Kelima, Berdzikir diperbanyak dalam segala aktivitas terutama di tempat ibadah. Keenam, Membaca sholawat kepada Rasulullah sebagai wujud kecintaan dan akan mendapatkan syafaatnya di hari kiyamat. Ketujuh, Berdoa diperbanyak terutama di waktu dan tempat yang mustajab doa akan diijabah Allah.

 

Ciri orang yang mendapatkan Lailatul Qadar. Menjadi dambaan setiap insan untuk mendapatkan Lailatul Qadar sehingga ingin mengetahui bagaimana ciri-ciri orang yang mendapat Lailatul Qaar tersebut. Ciri-cirinya bisa dilihat dari orangnya terlihat lebih damai dan ciri-ciri secara fisik atau alam yang lainnya. Meskipun ada ciri-cirinya namun Lailatul Qadar adalah urusan ruh bukan jasadnya.

 

Peserta bertanya, Narasumber menjawab. Materi yang disajikan membuat rasa penasaran dan menyemangati untuk berikhtiar menggapai Lailatul Qadar. Pointer hasil tanya jawab antara lain : Waktu I’tikaf adalah mulai terbenamnya matahari (ba’da magrib) sampai dengan terbitnya fajar (paling afdal sepertiga malam). Bagi ibu-ibu habis taraweh boleh kembali pulang ke rumah ada tugas menyiapkan makanan/minuman untuk keluarga. Memperbayak membaca Al Quran hiasi Ramadhan.

 

Conclusion & Closing statement. Pada akhir sesi tanya jawab disampaikan kesimpulan oleh Suradi selaku moderator kedua melalui pendekatan yang bersumber pada Al Quran, Hadits dan beberapa kisah sahabat Rasulullah, _deployment_ nya dengam 7 amalan, proses _learning_ nya berintrospeksi diri atas amalan tersebut, pelaksanaannya terintegrasi secara berjamaah dan hasilnya semoga kita mendapatkan Lailatul Qadar dengan salah satu cirinya menghadirkan kedamaian.  Sebagai _closing statement_ oleh narasumber mengingatkan kembali untuk berintrospeksi diri melalui perjalanan umur mulai 40 tahun, 50 tahun, 60 tahun, 70 tahun, 80 tahun dan 90 tahun semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita.

 

Di penghujung tulisan ini akhirnya disajikan pantun sebagai pesan moral. 

Ada pesta ada hadiah, hadiahnya dibuka isinya arloji.

KISPA Seri 4 terselenggarakan sudah, semoga kita bisa dipertemukan lagi.

Bila tuan ke Jakarta, jangan lupa singgah ke Monas.

Semoga tarbiyah Ramadhan kita, semakin lebih berkualitas. (Kiriman Suradi-Tangerang Selatan)