Manifestasi ‘Budaya Inovasi’

Oleh Rahmat Kurniawan

SEBAGAI salah satu rangkaian kegiatan RAPIM Dapen Telkom Tahun 2020, pada Jum’at 14 Februari 2020 jam 10 pagi WIB dilakukan acara Sharing Session terkait Bisnis Digital dengan narasumber CEO Tiket.Com, Bapak Gema. Tujuan sharing session ini agar semua karyawan Dapen Telkom maupun Investee Company mendapat insight seputar budaya inovasi, sekaligus membuka wawasan dan pemikiran budaya inovasi di luar Dapen Telkom dan TelkomGroup.­

Materi diawali dengan paparan budaya. Menurutnya budaya merupakan suatu hal yang bisa dijadikan identitas unik dan khas bagi suatu daerah/perusahaan, dan dapat memberikan nilai yang positif. Budaya yang ada dalam perusahaan akan menentukan apakah bisa menumbuhkan atau menghambat inovasi.

Inovasi adalah penciptaan produk atau layanan baru yang bernilai bagi pelanggan yang didukung dengan model bisnis berkelanjutan dan menguntungkan. Inovasi bisa muncul dari ide-ide sederhana yang kreatif, namun terkadang ide sederhana itu hanya berakhir tanpa direalisasikan. Sehingga Kolaborasi atasan dan bawahan amatlah diperlukan, dan harus terjalin harmonis agar inovasi bisa terus dihasilkan.

Memimpin dari Depan

Inovasi dimulai melalui kualitas leadership founder/CEO. Pemimpin organisiasi yang inovatif harus bersemangat dalam mengerjakan tugasnya, memiliki jiwa optimis dan positif, menampilkan visi yang nyata dan jelas, berfikir maju, merangkul perubahan. Pemimpin harus menjadi sosok pemikir yang berani, merangkul seluruh elemen organisasi, memainkan peran penting dalam membina organisasi yang inovatif.

Membangun Budaya Inovatif

Karyawan akan bekerja maksimal ketika terinspirasi dan terdorong untuk mendobrak batasan diri. Namun mereka tidak bisa melakukannya saat mereka merasa tidak dianggap. Karyawan perlu merasa bebas memiliki pemikiran inovatif dan mengikuti ide-ide yang diminati. Jika manajemen menumbuhkan lingkungan yang kreatif dan terbuka, inovasi akan lahir secara alami. Proses penyaringan saran pada satu ide akan lebih cepat dan efektif ketika seluruh elemen organisasi terlibat. Dengan membangun budaya organisasi yang kuat, setiap karyawan memiliki tanggung jawab inovasi masing-masing.

Membangun Tim yang Efektif

Tim yang memiliki performa sangat baik menjadi dambaan setiap perusahaan untuk mencapai kesuksesan. Syarat penting mencapai tahap tersebut diantaranya, engagement anggota tim, struktur efektif, tujuan yang jelas. Suatu tim perlu menciptakan rasa aman secara psikologis dimana komunikasi dilakukan secara terbuka dan jujur untuk mencapai keberhasilan.

Mengapresiasi Kegagalan

Satu hal yang berpengaruh terhadap kreativitas, inovasi karyawan adalah pengakuan. Setiap orang ingin diakui/dihargai ide serta inisiatifnya. Beberapa orang tidak mau mengungkapkan ide karena takut gagal/tidak sesuai keinginan. Cobalah menunjukan sikap toleransi, menerima, dan tetap memberikan penghargaan pada kegagalan tersebut.

Memahami Masalah Klien

Organisasi yang inovatif mendorong karyawan untuk menerima masalah dari klien. Setiap masalah maupun keluhan klien menjadi peluang emas untuk menghasilkan kualitas kinerja dan layanan yang selama ini dikerjakan. Pembelajaran dari berbagai masalah dan keluhan klien harus dibagi pada setiap karyawan, agar karyawan mendapatkan pembelajaran maksimal bagi perkembangan organisasi kedepan.

Mengukur dan Membandingkan Dengan yang Terbaik

Kita harus bisa menilai diri sendiri dan dibandingkan dengan pesaing, klien, maupun mitra industri bisnis lainnya. Apakah selama ini kita sudah cukup inovatif? Penting untuk mengetahui siapa “pemimpin” pasar atau industri dalam fokus yang sama dengan kita. Carilah strategi untuk mengejarnya.

Menerapkan Struktur Flat Management

Struktur manajemen perusahaan inovatif cenderung datar (lean organization), sehingga terjalinnya komunikasi terbuka dan mendorong kepercayaan diri karyawan. Tetapi, jika struktur tsb tidak cocok dengan budaya perusahaan, alternatifnya adalah mengadakan sebuah ajang kompetisi agar ide-ide karyawan dapat dimunculkan. Penting untuk diperhatikan untuk tetap membuat jalur yang bisa mengakomodasi berbagai ide-ide segar. Dalam praktek dan teori manajemen, tidak ada yang dipastikan superior, karena setiap aspek manajemen memiliki kelebihan dan kekurangan.

Gunakan Golden Circle dalam Mendesain Produk – Simon Sinek dan David Butler

Golden Circle bisa diterapkan dalam mendesain sebuah produk baru atau usaha baru serta dapat diterapkan dalam tahap pengembangan usaha melalui analisa kelebihan produk, kelemahan produk yang berujung pada kepuasan pelanggan.