Jarang Diketahui, Ini Filosofi di Balik Memasak Rendang

Oleh: Abu Ubaidillah - detikFood

Jakarta -Cable News Network (CNN) pada tahun 2017 menobatkan rendang sebagai makanan paling enak di dunia. Penobatan ini didasarkan pada pemungutan 35.000 lebih suara dari pembaca salah satu media internasional ternama tersebut.

Rendang berhasil mengalahkan nasi goreng asal Indonesia yang berada di posisi 2 dan sushi asal Jepang yang berada di posisi 3. Selain rendang dan nasi goreng, masakan Indonesia lain yang menjadi makanan terenak di dunia adalah sate yang berada di posisi ke-14.

Berbicara mengenai rendang tak ada habisnya, selain karena saat ini telah banyak orang yang menciptakan variasi makanan asal Sumatera Barat ini, membahas tentang sejarah dan filosofinya juga tak kalah menarik.

Mengenai filosofi rendang, dilansir dari Sciencedirect orang Minang percaya bahwa saat memasak rendang ada tiga makna filosofis yang ada di baliknya, yaitu kesabaran, kebijaksanaan, dan kegigihan. Saat memasak rendang, seseorang membutuhkan kesabaran dan kegigihan dalam mengaduk, serta kebijaksanaan dalam mengatur suhu api. Selain itu, kebijaksanaan juga diperlukan dalam memilih bahan-bahan seperti daging, cabai, dan rempah-rempah lain untuk mencapai cita rasa yang diinginkan. Tidak hanya itu, aspek kesabaran dan pengalaman juga dibutuhkan untuk mencapai kesempurnaan dalam membuat rendang.

Rendang sendiri berasal dari kata merandang (membuat rendang). Rendang sebenarnya adalah kata kerja yang berarti menghilangkan atau mengeringkan air dengan mengaduk. Sama halnya dengan kata tumis yang digunakan untuk berbagai jenis bahan seperti menumis kangkung, menumis tauge, dan sebagainya.

Kata randang berarti lambat, hal ini didasarkan pada proses memasak rendang yang memakan waktu lama, yaitu sekitar 6 hingga 7 jam pada suhu 80-95 derajat celcius. Oleh karena itu kesabaran sangat diperlukan dalam membuat masakan ini. Selain itu, orang Minang juga percaya rendang bukan hanya sebuah makanan yang nikmat saja, melainkan juga sebagai simbol kehormatan. Rendang harus disiapkan pada upacara penobatan datuk, pertunangan, pernikahan, dan acara tradisional penting lainnya.

Acara ini bertujuan untuk menyampaikan beberapa makna, salah satunya adalah untuk menunjukkan atau mencerminkan tuan rumah/pemangku kepentingan dapat menyajikan hidangan khusus ini. Ada pula acara khusus yang menyajikan 1 kg rendang daging sapi yang diletakkan di piring khusus pada ujung barisan di antara hidangan lainnya yang disebut kepalo samba.

Setelah acara digelar, rendang utama akan dikonsumsi oleh tuan rumah dan potongan-potongan kecil rendang yang ditempatkan bersama hidangan lain (kepalo samba) akan dikonsumsi para tamu. Namun saat ini memperlakukan rendang sebagai kepalo samba telah cukup memudar karena adanya modernisasi.

Rendang adalah makanan yang disukai banyak orang. Makanan ini akan semakin nikmat saat dikonsumsi bersama teman atau keluarga. Nah apakah Anda termasuk salah satu pecinta masakan asal Sumatera Barat ini? Anda bisa memasak rendang untuk mengetahui lebih dalam filosofinya. Namun jika tidak ingin repot, Anda bisa langsung memesannya melalui GrabFood. Tinggal klik-klik dari rumah, rendang pesanan Anda akan diantar oleh kurir sampai tujuan dalam kondisi masih hangat-hangatnya.

(sumber: website food.detik.com "jarang diketahui ini filosofi di balik memasak rendang")